Jumat, 28 Januari 2011

KARYA TULIS : Hj. Dumasari Harahap, SH, MSi

PERGESERAN POLA PIKIR DAN BERPIKIR SISTEMIK

Oleh : Hj. Dumasari Harahap, SH, MSi

Widyaiswara Badan Diklat Provinsi Sumatera Utara


        Pada hakekatnya manusia mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah. Biasanya mereka yang mampu memecahkan masalah dengan cepat, akan merupakan orang yang paling selamat. Kita dengan segera akan menentukan sebab terjadinya sebuah kejadian yang kita anggap sebagai persoalan. Umumnya kita akan memutuskan bahwa masalah tersebut ditimbulkan oleh kejadian lain. Sebagai contoh, apabila pada suatu kejadian menyatakan orang kelaparan (kejadian yang menjadi masalah), kita akan dapat segera menyimpulkan kalau masalah tersebut terjadi sebab persediaan makanan yang tidak mencukupi (kejadian lain yang menyebabkan masalah).
        Pendekatan yang demikian dapat dilakukan dengan berhasil untuk memecahkan masalah yang sederhana, akan tetapi, akan ternyata bahwa kalau kita menghadapi masalah yang kompleks, seperti kalau kita berbicara mengenai masalah manajemen yang umumnya kompleks, yang biasanya mempunyai fungsi silang-cross functional- dan bersifat strategis, hasilnya tidak akan memadai. Contohnya, mengapa pemerintah belum mampu keluar dari krisis ekonomi dan dapat menyelenggarakan “good governance” dalam pemerintahan? Mungkin sebagian besar disebabkan oleh bagaimana model-model mental aparat yang telah terbentuk selama 32 tahun selama pemerintahan orde baru, yang sukar untuk diubah, sukar untuk melihat dunia dengan pola pikir baru, sehingga kinerja mereka berada di bawah yang diharapkan.
        Apa yang dimaksud dengan Berpikir Sistemik? Berpikir Sistemik adalah cara berpikir dan memahami bahwa kita sendiri adalah system, kita terbetuk dari sistem dan kita hidup dalam sistem dunia. Berpikir Sistemik adalah : Lebih memberikan perhatian pada relasi/hubungan daripada individu-individu bagian secara terpisah. Apa yang dilakukan sebuah sistem dan betapa pentingnya hal tersebut, tergantung pada bagaimana bagian-bagian itu saling mengisi dengan tepat satu sama lain. Kepemilikan sistem adalah kepemilikan totalitas. Tidak ada bagian yang memilikinya secara sendiri-sendiri. Bila anda memecah sistem, sistem akan kehilangan kepemilikannya. Kalau anda memecah komputer dan meletakkan bagian-bagiannya di atas meja, komputer tersebut tidak akan bekerja, sebab bekerjanya komputer tersebut tergantung pada pecahan-pecahan yang dikemas dan dihubungkan satu dengan lainnya dengan cara tertentu untuk membentuk sistem.
        Berpikir Sistemik berhubungan dengan melihat keterkaitan dan seluruh interelasi, gambaran keseluruhan termasuk bagian-bagiannya –seeing the forest and the tree- Air sangat berbeda dengan oksigen dan hidrogen. Berpikir Sistemik tidak lain adalah pola pikir untuk memahami bagaimana sesuatu sistem bekerja. Merupakan perspektif yang melampaui kejadian dengan melihat pada pola perilaku. Berpikir Sistemik adalah salah satu pilar (disiplin) pembelajaran, konsep dasar organisasi pembelajaran yang disebut sebagai disiplin kelima. Berpikir Sistemik adalah disiplin yang mengintegrasikan disiplin-disiplin lainnya, menyatukan mereka menjadi teori dan praktek yang masuk akal/logis yang satu sama lainnya. Koheren (Senge, 1990)
        Model Berpikir Sistemik memberikan kita piranti untuk dapat mengerti dengan lebih baik persoalan manajemen yang sulit dan kompleks. Metode ini telah digunakan sejak 40 tahun yang lalu (Forrester 1961), dan dengan berjalannya waktu, penyempurnaan telah dilakukan sehingga sekarang telah menjadi lebih matang dan dapat digunakan dengan hasil yang cukup memuaskan. Satu hal yang perlu kita fahami adalah bahwa untuk memahami metode ini diperlukan pergeseran pola berpikir kita mengenai kinerja sebuah organisasi. Khususnya, mensyaratkan agar kita menjauhkan diri dari hanya melihat kejadian dan sebab-sebab kejadian secara terisolasi (umumnya sebab-sebab kejadian diasumsikan sebagai kejadian yang lain) Misalnya, kita harus mulai melihat organisasi sebagai sebuah system : (1) yang terbentuk dari bagian-bagian; (2) yang membentuk suatu rangkaian dan (3) saling berinteraksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar