Jumat, 28 Januari 2011

KARYA TULIS : Hj. Dumasari Harahap, SH, MSi

KEPEMIMPINAN DAN PEMBELAJARAN

Oleh : Hj. Dumasari Harahap, SH, MSi

Widyaiswara Badan Diklat Provinsi Sumatera Utara


       Kematangan seorang pemimpin ditentukan oleh proses pembelajaran dalam organisasi dan interaksinya dengan lingkungan. Hal ini disebabkan kepemimpinan merupakan hasil dari organisasi sosial yang telah terbentuk atau sebagai hasil dinamika dari interaksi sosial. Terbentuknya suatu kelompok sosial, seseorang atau beberapa orang di antara warga-warganya melakukan peranan yang lebih aktif daripada rekan-rekannya sehingga orang tadi atau beberapa orang tampak lebih menonjol dari lain-lainnya. Itulah asal-muasal timbulnya kepemimpinan, yang kebanyakan timbul dan berkembang dalam struktur sosial yang kurang stabil. Munculnya seorang pemimpin sangat diperlukan dalam keadaan-keadaan dimana tujuan daripada kelompok sosial yang bersangkutan terhalang atau apabila kelompok tadi mengalami ancaman-ancaman dari luar.
       Secara faktual maupun teoritis menunjukkan bahwa pemimpin merupakan faktor utama untuk mendayagunakan sumber daya organisasi dan lingkungannya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Pemimpin menggerakkan, mengendalikan roda organisasi termasuk orang-orang dibawah bimbingannya. Suatu perubahan, reformasi atau inovasi juga harus dimulai dari pemimpin, tanpa political will dan political action pemimpin suatu perubahan, reformasi atau inovasi mustahil dapat dijalankan.
       Lantas pemimpin yang bagaimanakah yang dibutuhkan oleh suatu organisasi termasuk pemerintah dalam kondisi lingkungan yang sedang dan terus berubah? Untuk menjawab pertanyaan ini perlu mengidentifikasi ciri-ciri lingkungan yang sedang berubah? Ciri yang menonjol adalah kompetisi yang semakin meningkat dan ketidakpastian.
       Ketidakpastian akan masa depan seringkali menimbulkan kecemasan dan ketegangan-ketegangan, bahkan disorientasi. Kondisi ini dapat mengganggu kinerja organisasi meskipun organisasi memiliki sumber daya manusia yang berkualitas dan memadai. Dalam hal ini peranan seorang pemimpin sangat dibutuhkan untuk mengelola sumber daya yang ada.
       Sumber daya manusia organisasi menghadapi berbagai tantangan berbeda-beda tergantung ruang dan waktunya. Oleh karena itu kepemimpinan ideal antara pemimpin satu organisasi dengan organisasi lain dan dari waktu ke waktu dapat berbeda-beda. Dengan demikian, pendekatan kepemimpinan yang efektif (memilih seseorang untuk memimpin) perlu disesuaikan dengan karakteristik organisasi dan konstelasi yang sedang dan akan terjadi baik dalam organisasi itu sendiri maupun dari lingkungan eksternal seperti perubahan sosial-politik, hukum, sosial-budaya, dan ekonomi.
       Alternatif pendekatan kepemimpinan yang efektif yang terus-menerus mengadaptasi perubahan lingkungan adalah contingency approach. Pendekatan ini menekankan bahwa teknik manajemen yang terbaik dari seorang pemimpin akan memberikan sumbangan untuk mencapai tujuan yang berbeda-beda. Apabila pendekatan kontingensi ini diaplikasikan dalam kepemimpinan maka akan melahirkan kepemimpinan efektif.
       Pendekatan kontingensi tentang kepemimpinan menunjukkan sisi dinamis dari kepemimpinan. Karena itu manakala ada pemimpin mencoba mempertahankan status quo, berarti tidak mengembangkan kepemimpinan. Seorang pemimpin selayaknya menjadi mesin perubahan bagi organisasinya. Meskipun harus diakui masih terdapat perbedaan konsepsi di antara berbagai pakar ilmuwan sosial tentang hal itu.
       Menghadapi kondisi ketidakpastian, kompkleksitas, dan turbulensi lingkungan, sangat berbahaya manakala pemimpin tetap menggunakan cara-cara berfikir lama. Maksudnya, dalam menghadapi perubahan cepat, turbulensi, ketidakpastian, dan kompleksitas, pemimpin memerlukan inovasi dari penggunaan cara-cara berfikir lama kearah penggunaan cara-cara berfikir baru. Proses inovasi ini dinamakan proses pembelajaran (learning).
       Proses pembelajaran ini sangat penting karena ada paradigma baru yang tumbuh dan dikembangkan, ada paradigma lama yang perlu ditinggalkan, serta tidak sedikit pula kearifan lama yang justru direvitalisasi. Karena itu seorang yang melakukan proses pembelajaran akan menjalani tiga proses yang berjalan sendiri-sendiri atau berjalan secara simultan. Adapun proses-proses itu adalah :
a.    Learning how to learn (proses mempelajari, memahami, menghayati, dan melaksanakan paradigma baru).
b.    Learning how to unlearn (proses mengevaluasi, mengendapkan, dan meninggalkan paradigma yang ternyata sudah tidak sesuai dengan tantangan zaman).
c.    Learning how to relearn (proses menggali, menemukan dan mendayagunakan kearifan lama yang ternyata memberikan kontribusi untuk pemecahan problem masa kini).
       Organisasi pembelajaran (Learning organization) adalah organisasi dimana para anggotanya meningkatkan kapabilitasnya untuk mewujudkan suatu hasil kinerja yang benar-benar diinginkan dimana pola-pola berfikir baru yang bersifat ekspantif ditumbuhkembangkan, dimana aspirasi kolektif secara bebas dan dimana para anggotanya secara berkelanjutan belajar bagaimana belajar.
       Setiap individu, kelompok, organisasi maupun bangsa yang melaksanakan proses pembelajaran ini ditandai dengan pemahaman dan penerapan-apa yang disebut dengan disiplin belajar. Dengan pemahaman, penguasaan, dan penerapan disiplin belajar memungkinkan seseorang, organisasi atau bangsa melaksanakan proses learning how to learn, learning to unlearn, sekaligus learning how to relearn.
       Proses pembelajaran pada dasarnya adalah inovasi perilaku dimana komponen utamanya adalah disiplin belajar. Disiplin belajar adalah seperangkat teori dan teknik yang berkaitan dengan bagaimana kita berfikir tentang apa yang sesungguhnya dibutuhkan, serta tentang interaksi dengan orang lain, termasuk dalam hal cara-cara belajar. Disiplin belajar adalah seperangkat teori dan teknik yang harus dikuasai dan dipraktekkan, sebagai jalur pengembangan seseorang untuk memperoleh kompetensi tertentu. Untuk dapat memahami, menguasai dan mempraktekkan disiplin belajar, seseorang harus dapat melakukan pembelajaran dan pelatihan yang terus-menerus (life long education).
       Kepemimpinan menjadi kunci bagi bangsa untuk mengatasi berbagai persoalan yang mendera bangsa ini. Jabatan pemimpin merupakan satu jabatan yang amat strategis dalam menunjang proses dan hasil kinerja organisasi secara keseluruhan. Pemimpin merupakan gerbang awal sekaligus akhir sebagai representasi kondisi dan kinerja organisasi. Hal ini mengandung makna bahwa kinerja seorang pemimpin akan banyak memberikan pengaruh yang cukup bermakna bagi perwujudan kinerja organisasi secara efektif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar