Senin, 31 Januari 2011

KARYA TULIS : Hj. Dumasari Harahap, SH, MSi

KEPAMONGPRAJAAN DAN URUSAN YANG DIEMBAN PAMONGPRAJA

Oleh : Hj. Dumasari Harahap, SH, MSi

WIDYAISWARA BADAN DIKLAT PROVINSI SUMATERA UTARA


Proses kegiatan yang mengurus pemerintah berkembang sesuai perubahan paradigma kependidikan, tugas-tugas dan segala urusan yang diselenggarakan pemerintahan dalam negeri.  Aparat pemerintah dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang yang menjadi urusannya, sejak dulu kegiatannya dikenal dengan sebutan kepamongprajaan.
            Istilah pamong praja berasal dari konsep pangreh praja.  Soleh (2000:1) mengemukakan bahwa “untuk menjelaskan konsep tersebut dapat bertolak dari pemerintahan pangreh praja pada masa penjajahan Belanda di Indonesia.  Kemudian untuk memahami perbedaan makna semangat dan filosofinya, konsep pangreh ke  konsep pamong sekaligus menjelaskan adanya perubahan paradigma dari penindasan ke pembudayaan’.
            Pamong praja dalam pengertian luas mencakup segenap pegawai dalam lingkungan Departemen Dalam Negeri baik di pusat maupun di daerah yang tugasnya melaksanakan urusan pemerintah umum.  Pejabat pemerintah daerah, kepala daerah yang memimpin pemerintahan dari suatu wilayah pedesaan, kecamatan, kabupaten/kota dan provinsi dalam pengertian sempit adalah pamong praja.
            Struktur pamong praja telah tumbuh dan berkembang dari masa lalu, hidup dari masa ke masa serta telah melembaga dalam masyarakat luas.  Keberadaan pamong praja telah terbina melalui pendidikan kepamongprajaan sehingga terjadi perkembangan pelaksanaan fungsi, kapasitas dan kemampuan kompentensi dalam menjalankan tugas.
            Wasistiono (1999) menawarkan defenisi pamong praja dengan paradigma baru sebagai berikut: “ pamong praja adalah Aparatur pemerintah (pusat maupun daerah) yang dididik secara khusus untuk menjalankan tugas-tugas pemerintahan dengan kompentensi dasar koordinasi, kolaborasi, dan consensus (3K) dalam rangka memberikan pelayanan umum serta menjaga keutuhan pelayanan umum serta menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia’.
            Sejalan dengan perkembangan pemerintah, maka pamong praja merupakan personifikasi yang melayani, aparat pemerintah yang berfungsi memenuhi kepentingan dan keperluan masyarakat.  Pamong praja sebagai sosok yang mampu menanggapi  aspirasi masyarakat, peduli akan tuntutan apa yang menjadi kebutuhannya.  Jadi pamong praja adalah seseorang yang mengayomi, mengurus kepentingan rakyat, dan melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dalam negeri.
Urusan-urusan yang diemban Pamong Praja.
            Keberadaan pamong praja tidak terlepas dari urusan-urusan pemerintahan umum yaitu urusan pemerintahan yang menyangkut terjaminnya kelangsungan hidup bangsa dan Negara secara keseluruhan.  Sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang menjadi urusan Pemerintah daerah adalah segala urusan selain urusan politik luar negeri, militer, moneter, yustisi, kebijakan dalam penyelenggaraan kehidupan keagamaan dan urusan pemerintahan lainnya yang berskala nasional tidak diserahkan kepada daerah.
            Fungsi pemerintahan pada umumnya yang mencakup perlindungan (protective function) pelayanan (public service function), pemberdayaan (empowerment function) dan pembangunan (development function) yang diemban pamong praja dalam arti melaksanakan tugas dengan penuh tanggungjawab demi memajukan rakyat.
            Pamongpraja menyelengarakan segala urusan apa yang menjadi tugas dan fungsi pemerintahan umum yang dapat diuraikan sebagai berikut.
1.    Bidang administrasi, pegawai pamong yang memegang urusan dinas kependudukan dan catatan sipil  bertugas melakukan pelayanan administarasi kependudukan, perkantoran, KTP, pelayanan akte, surat keterangan dan surat-surat lainnya.  Pelayanan ini penting karena menyangkut pelayanan penduduk. Warga Negara dan masyarakat umumnya (the urgency of state service)
2.    Bidang keamanan dan ketertiban umum, pamong praja pada lembaga teknis daerah yaitu kantor kesatuan bangsa dan perlindungan masyarakat (kesbang linmas) bersama unsur kepolisian (polri, polisi pamongpraja, polisi hutan) secara terbuka bertugas memberikan pelayanan yang tidak dibebankan kepada konsumen dan tidak dapat diprivatisasi.  Pelayanan yang berfungsi perlindungan (protective function)  pemerintah berkewajiban melakukan tugas pokok ini sebagai suatu tanggungjawab yang bersifat monopoly and no price.
3.    Bidang politik, pegawai pamongpraja mengurus pelayanan hak-hak demokratis, secara asasi hak yang melekat pada diri manusia seperti hak untuk mendapat hidup yang layak , hak memilih dan dipilih, dan hak-hak politik lainnya.  Perubahan paradigma pemerintahan desentralistik, pada era reformasi ini bergulir kesempatan untuk berpolitik secara luas, orang dapat mengajukan dirinya untuk memperoleh kedudukan sebagai pemimpin,penguasa atau mendapatkan posisi yang memiliki suatu wewenang tertentu.  Pemerintah secara nasional menyelenggarakan pemilihan umum untuk memilih presiden  dan wakil presiden, memilih anggota DPR. Pada tingkat lokal diberi kesempatan untuk memilih gubernur dan wakil gubernur, memilih bupati dan wakil bupati/walikota dan wakil walikota melalui pemilihan kepada daerah (pilkada);
4.    Bidang ekonomi dan pembangunan yang dilakukan pamong praja untuk pelayanan kesejahteraan yang berkaitan dengan urusan pangkal dari pegawai pamong seperti dinas pertanian, dinas pekerjaan umum/permukiman dan prasarana wilayah, dinas pengola pasar, dinas pemberdayaan masyarakat dan keluarga sejahtera.  Mereka yang bertugas pada dinas-dinas tersebut mengurus peningkatan ekonomi dan pembangunan yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat.
Pegawai dinas pertanian mengurus urusan pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan dan berbagai sumber mata pencaharian hidup rakyat.  Dinas ke PU-an/kimpraswil memiliki pegawai yang mengurus masalah infrastruktur, jalan,jembatan, irigasi dan sarana pembangunan masyarakat lainnya.  Pegawai dinas pengelola pasar yang mengurus produksi dan perindustrian hasil-hasil usaha rakyat untuk menunjang pendapatan masyarakat.
Peningkatan ekonomi dan sumber mata pencahairan hidup rakyat sangat berkaitan dengan kewenangan desentralistik pemerintah daerah.  Tujuan penyelenggaraan otonomi daerah dengan mempercepat pertumbuhan ekonomi untuk mewujudkan kesejahteraan warga masyarakatnya.
5.    Bidang jasa, pendidikan, kesehatan,kebersihan,penerangan, infomasi dan pelayanan bidang jasa lainnya yang amat menyentuh kebutuhan pokok masyarakat.  Adapun dinas-dinas yang bertugas dibidang ini adalah dinas pendidikan, dinas kesehatan, dinas kebersihan dan lingkungan hidup.  Pemerintah dalam hal ini pamongpraja sejak masa yang lalu telah mengemban tugas tersebut yang dikenal dengan “urusan pangkal” yaitu urusan-urusan yang wajib dilaksanakan dan bertanggungjawab terhadap perlindungan generasi yang akan datang.  Pemerintah mencanangkan wajib belajar pendidikan dasar (wajardiknas) Sembilan dan  dua belas tahun, dan memajukan pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin diberikan kartu sehat dengan pengobatan gratis atau Cuma-Cuma.
6.    Bidang perijinan, yang menyangkut ijin usaha, ijin bangunan, dan berbagai ijin keperluan masyarakat banyak.  Pemerintah telah menyusun pedoman standarisasi pelayanan umum perijinan dilingkungan pemerintah daerah.  Ditetapkannya standarisasi pelayanan umum perijinan yang berisi dasar hukum, unit pengelola, objek dan subjek, persyaratan, prosedur, jangka waktu penyelesaian serta biaya/tarif yang tertuang dalam pedoman tersebut, dimaksud sebagai salah satu upaya peningkatan kualitas pelayanan pemerintah daerah.  Kepada pegawai pamong praja sebagai penyelenggara urusan dengan perjanjian harus mampu menjalankan tugas dan fungsinya secara professional, produktif, transparan dan bebas dari kolusi,korupsi dan nepotisme sehingga terbangun citra pamong yang positif.
7.    Bidang social yang berkaitan dengan bantuan-bantuan social bencana alam, kebakaran dan pelayanan pembinaan kehidupan masyarakat di segala bidang.  Bantuan social berfungsi secara luas mulai dari masyarakat lokal, nasional dan internasional yang perlu mendapat perhatian para pelaksana dalam penanggulangan bencana tersebut.  Dinas terkait secara serempak melakukan kerjasama dengan memberikan kontribusi, tanggungjawab, bekerja tanpa tawar menawar dan tidak mengharap imbalan balas jasa.  Pelayanan pemerintah terhadap bencana alam dan kebakaran tidak ubahnya sebagai suatu misi khusus, “search and rescue” (SAR) dengan startegi “service recovery’ dengan program ancang-ancang pegawai pamong terhadap tugas yang selalu siap menghadapi situasi terburuk.  Membina kehidupan masyarakat  disegala bidang menjadi fungsi pelayanan pamongpraja yang cukup menarik, karena tugas yang bersangkutan dilakukan sesuai kesukaan atau hoby.  Membina masyarakat di bidang olahraga, kesenian, lembaga-lembaga paguyuban, adat istiadat, out bound, lintas alam dan kegiatan lainnya. Disamping kesukaan akan tugas  itu, pelayanan pembinaan kehidupan masyarakat ini merupakan suatu pengabdian yang tulus dalam suasana kebersamaan (lack of ruthlessness).
8.    Bidang tugas pembantuan (madebewind) yang meliputi tugas pembayaran pajak (blasting) seperti pajak bumi dan bangunan (PBB), retribusi dan pelayanan pendapatan asli daerah (PAD).  Organisasi yang melaksanakan fungsi madebewind adalah dinas pendapatan yang merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah  dengan tugas kewenangan desentralistik dibidang pendapatan daerah, fungsinya adalah sebagai berikut.
a.    Perumusan kebijakan teknis dibidang pendapatan
b.    Pemberian perijinan dan pelaksanaan pelayanan umum dibidang pendapatan
c.    Pembinaan terhadap unit pelaksana teknis dinas dibidang pendapatan
d.    Pengelola urusan ketatausahaan
Secara hukum, setiap dana yang diperoleh berupa pajakdari masyarakat harus dipergunakan untuk kepentingan umum sebab tugas madebewind dimaksudkan tugas pembantuan yang diberikan dengan mempertanggungjawabkan kepada public (public accountability).
9.    Bidang tamping tantra (vrij bestuur) yaitu tugas pemerintahan umum dimana tidak ada satupun dinas secara resmi menangani urusan itu, tetapi itu merupakan suatu tuntutan kebutuhan yang tak terelakkan.  Urusannya tidak bersifat pribadi dan tidak memihak, walaupun pribadinya menjadi korban, tetapi demi masyarakat, pamong praja berkewajiban melaksanakannya (anonymity and impartiality).
                                    

KARYA TULIS : Hj. Dumasari Harahap, SH, MSi

MAKNA KEPEMERINTAHAN

Oleh : Hj. Dumasari Harahap, SH, MSi

Widyaiswara Badan Diklat Provinsi Sumatera Utara


          Kepemerintahan mempunyai makna yang jauh lebih luas dari pemerintahan. Kepemerintahan menyangkut cara-cara yang disetujui bersama dalam mengatur pemerintahan dan kesepakatan yang dicapai antara individu, masyarakat madani, lembaga-lembaga masyarakat, dan pihak swasta.
          Ada dua hal penting dalam hubungan ini :
a.     Semua pelaku harus saling tahu apa yang dilakukan oleh pelaku lainnya;
b.     Adanya dialog agar para pelaku saling memahami perbedaan-perbedaan di antara mereka.
melalui proses di atas diharapkan akan tumbuh konsensus dan sinergi di dalam masyarakat. Perbedaan yang ada justru menjadi salah satu warna dari berbagai warna yang ada dalam tata pengaturan tersebut.
 Apa Ukuran Kepemerintahan Yang Baik
            Salah satu ukurannya adalah tercapainya suatu pengaturan yang dapat diterima sektor publik, sektor swasta dan masyarakat madani.. adalah :
a.     Pengaturan di dalam sektor publik antara lain menyangkut keseimbangan kekuasaan antara Badan Eksekutif yaitu Presiden beserta Pelaksana Pemerintahan, Legislatif yaitu DPR dan MPR, serta Yudikatif yaitu Lembaga Peradilan dan atau Pengadilan. Pembagian kekuasaan ini juga berlaku antara pemerintah pusat dan daerah;
b.     Sektor swasta mengelola pasar berdasarkan kesepakatan bersama, termasuk mengatur perusahaan dalam negeri besar maupun kecil, perusahaan multinasional, koperasi, dan sebagainya;
c.      Masyarakat madani mencapai kesepakatan bersama guna mengatur kelompok-kelompok yang berbeda seperti kelompok agama, kelompok olahraga, kelompok kesenian, dan sebagainya.
Keterlibatan Masyarakat
            Bagaimana masyarakat dapat terlibat dalam kepemerintahan yang baik?
Pertama, dengan mengawasi sektor publik dan sektor swasta, dan juga memberikan masukan-masukan yang konstruksif pada pemerintah dan sektor swasta demi berlangsungnya pelayanan yang baik bagi masyarakat luas.
Kedua, terlibat langsung dalam proses-proses pembangunan yang menyangkut diri sendiri dan masyarakat. Warga masyarakat misalkan saja dapat membentuk paguyuban-paguyuban lokal atau bergabung dengan LSM-LSM yang ikut ambil bagian aktif dalam pembangunan di daerah setempat.
Darimana Gagasan Kepemerintahan Yang Baik
a.     Apakah kepemerintahan yang baik merupakan gagasan Barat? Menurut Prof. Dr. Nurcholis Madjid, tidak baru; karena konsep-konsep penting seperti partisipasi, konsensus, keadilan, supremasi hukum telah diperkenalkan oleh Nabi Muhammad SAW. Ketika beliau membangun Madinah sewaktu hijrah dari Makkah tahun 622M. Kata Madinah sendiri bermakna sebuah tempat yang didiami orang-orang yang taat peraturan dan saling memenuhi perjanjian yang diciptakan (al-uqud). Supremasi hukum merupakan salah satu pilar penting dalam Islam, karena tanpa supremasi hukum keadilan tak akan pernah terwujud. Selain itu, dalam tata pemerintahan di Madinah tiap individu berhak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi hidup mereka melalui pertimbangan dan konsultasi bersama (syura dan musyawarah).
b.     Ada faktor-faktor penting yang perlu diupayakan untuk mencapai kepemerintahan yang baik, yaitu masing-masing pelaku menaati kesepakatan yang telah disetujui bersama. Tiap manusia mempunyai hak mendasar seperti yang diutarakan Nabi Muhammad SAW dalam Khutbah al-Wada (yaitu Pidato Perpisahan Nabi Muhammad SAW), yaitu hak atas hidup, hak atas milik dan kehormatan. Dan ditekankan juga bahwa manusia dianugerahi Tuhan kebebasan, yang hanya akan bertahan apabila ada sistem hukum, dimana pemimpin dan masyarakat saling menghormati dan saling bertanggung jawab. Hal ini dapat diwujudkan di Indonesia bila ada konsensus mengenai kepemerintahan yang baik.
c.      Untuk itu, peranan Pemimpin menjadi sangat penting. Kepemerintahan yang baik hanya akan tercapai bila ada pemimpin yang mempunyai visi, mampu melihat jauh ke depan. Pemimpin tersebut harus mampu mengembangkan potensi anggota masyarakatnya dan menciptakan konsensus diantara semua pihak yang berkepentingan, seperti diteladankan Nabi Muhammad SAW.
Ciri-Ciri Kepemerintahan Yang Baik
            Dari uraian ringkas tersebut di atas dapat diformulasikan ciri-ciri dari kepemerintahan yang baik, yaitu :
-        Mengikutsertakan semua masyarakat;
-        Transparan dan bertanggung jawab;
-        Efektif dan adil;
-        Menjamin adanya sepremasi hukum;
-        Menjamin prioritas-prioritas politik, sosial dan ekonomi didasarkan pada konsensus masyarakat; dan
-        Memperhatikan kepentingan mereka yang paling miskin dan lemah dalam proses pengambilan keputusan, termasuk menyangkut alokasi sumber daya pembangunan.
Unsur-Unsur Kepemerintahan Yang Baik
            Kepemerintahan yang baik harus mempunyai unsur-unsur berikut ini yaitu :
1.     Partisipasi
Semua pria dan wanita mempunyai suara dalam pengambilan keputusan, baik secara langsung maupun melalui lembaga-lembaga perwakilan sah yang mewakili kepentingan mereka. Partisipasi menyeluruh tersebut dibangun berdasarkan kebebasan berkumpul dan mengungkapkan pendapat, serta kapasitas untuk berpartisipasi secara konstruktif.
2.      Supremasi Hukum
Kerangka hukum harus adil dan diberlakukan tanpa pandang bulu, terutama hukum-hukum yang menyangkut hak asasi manusia.
3.     Transparansi
Transparansi dibangun atas dasar arus informasi yang bebas. Seluruh proses pemerintahan, lembaga-lembaga dan informasi yang perlu diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan, dan informasi yang tersedia harus memadai agar dapat dimengerti dan dipantau.
4.     Cepat Tanggap
Lembaga-lembaga dan seluruh proses pemerintahan harus berusaha melayani semua pihak yang berkepentingan.
5.     Membangun Konsensus
Kepemerintahan yang baik menjembatani kepentingan-kepentingan yang berbeda demi terbangunnya suatu konsensus menyeluruh dalam hal apa yang terbaik bagi kelompok-kelompok masyarakat, dan bila mungkin, konsensus dalam hal kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur.
6.     Kesetaraan
Semua pria dan wanita mempunyai kesempatan memperbaiki atau mempertahankan kesejahteraan mereka.
7.     Efektif dan Efisien
Proses-proses pemerintahan dan lembaga-lembaga membuahkan hasil sesuai kebutuhan warga masyarakat dan dengan menggunakan sumber-sumber daya yang ada seoptimal mungkin.
8.     Bertanggung Jawab
Para pengambil keputusan di pemerintahan, sektor swasta dan organisasi-organisasi masyarakat bertanggung jawab baik kepada masyarakat maupun kepada lembaga-lembaga yang berkepentingan. Bentuk pertanggungjawaban tersebut berbeda satu dengan lainnya tergantung dari jenis organisasi yang bersangkutan dan dari apakah bagi organisasi itu keputusan tersebut bersifat ke dalam atau ke luar.
9.     Visi Strategis
Para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang luas dan jauh ke depan atas kepemerintahan yang baik dan pembangunan manusia, serta kepekaan akan apa saja yang dibutuhkan untuk mewujudkan perkembangan tersebut. Selain itu mereka juga harus memiliki pemahaman atas kompleksitas kesejarahan, budaya dan sosial yang menjadi dasar bagi perspektif tersebut.

Jumat, 28 Januari 2011

STRUKTUR ORGANISASI BADAN DIKLAT PROVSU

KARYA TULIS : Hj. Dumasari Harahap, SH, MSi

ORGANISASI PEMBELAJARAN (LEARNING ORGANIZATION)

Oleh : Hj. Dumasari Harahap, SH, MSi

Widyaiswara Badan Diklat Provinsi Sumatera Utara


          Selaku SDM aparatur yang harus antisipatif terhadap perubahan, menghendaki adanya semangat pembelajaran secara bersama dan terorganisir dalam mencapai tujuan organisasi yang dikatakan sebagai Organisasi Pembelajar (Learning Organization), yaitu suatu organisasi yang anggotanya terdiri dari orang-orang yang secara terus-menerus meningkatkan kapasitas mereka untuk mencapai tujuan yang didambakan, dimana pola pikir baru dipelihara, aspirasi kolektif dibiarkan bebas dan dimana orang-orang secara terus menerus belajar untuk bagaimana belajar bersama-sama.
          Lima komponen organisasi pembelajar yang perlu diperhatikan untuk dikembangkan adalah :
1.     Berpikir Sistim (System Thinking)
System Thinking merupakan pondasi dari organisasi pembelajar, suatu cara berfikir dengan memandang secara keseluruhan (Holism), bukan bagian (partial) tetapi dengan penekanan adanya keterkaitan antara variabel satu dan yang lain, sehingga akan diperoleh suatu pandangan yang objektif. Ciri yang dapat kita lihat pada orang yang berfikir Sistemik adalah akan mempunyai suatu perilaku tertentu pada struktur tertentu, dimana struktur mempengaruhi perilaku dan selalu disesuaikan dengan Kaidah Sistem, dimana tidak ada kebijakan yang dapat dipaksakan tanpa melihat akar permasalahan.
2.     Keunggulan Perseorangan (Personal Mastery)
Personal Mastery adalah kepemilikan semangat pembelajar perseorangan yang selalu mengukur diri (realitas saat ini) dengan kemajuan dan perkembangan yang terjadi dan berfikir-tindak untuk mencapai tingkatan kemajuan ideal yang dicitakannya (visi), personal mastery selalu mempertahankan adanya Tegangan Kreativ, yaitu pengelolaan Gap antara visi dengan realitas saat ini secara terus menerus dengan keinginan yang kuat, berdasarkan kemampuan yang dimiliki melalui komitmen terhadap kebenaran dan penggunaan kemampuan bawah sadar (sub conscious).
3.     Mental Models
Disiplin model mental merupakan semacam anggapan (subposition) dan penyamaran (generalistation) yang ada dalam alam kesadaran kita untuk menerima atau menolak suatu rangsangan (impuls). Dengan demikian, model mental dapat dikatakan sebagai suatu proses menilai diri sendiri untuk memahami, asumsi, keyakinan dan prasangka atas rangsangan yang muncul. Proses ini membutuhkan kemauan dan kemampuan untuk melakukan komunikasi yang seimbang, jelas, perasaan rendah hati dan terbuka melalui proses pembelajaran yang intensif.
4.     Membangun Visi Bersama (Building Shared Vision)
Merupakan disiplin dan keterampilan dalam menyatukan gambaran masa depan suatu kelompok secara bersama-sama dengan mendorong komitmen yang tulus, dimana banyak orang benar-benar komit, karena mencerminkan visi pribadinya sendiri. Disiplin ini menuntut para pemimpin untuk menyadari bahwa visi yang dihayati bersama menumbuhkan rasa kebersamaan.
5.     Pembelajaran Tim (Team Learning)
Team Learning adalah suatu disiplin untuk meningkatkan keterampilan komunikasi, tetapi suatu disiplin yang mengaitkan “apa yang kita lihat dengan apa yang kita simpulkan”. “Team Learning”  mentrasformasikan “skill” ke dalam kemampuan seseorang yang selanjutnya melahirkan pemikiran bersama untuk mewujudkan “shared understanding” dan “shared undervision”.
Esensi Team Learning adalah “Alignment” atau kesetaraan dalam tim kekuatan individu akan saling mendukung. Dengan demikian apabila sebuah tim kemitraan mantap akan menunjang kesatuan pencapaian sasaran, tanpa membuang energi, “shared vision” lebih berperan dalam pembelajaran tim. Jadi Team Learning adalah proses dari “alignment and developing the capacity of the team” untuk mencapai hasil yang diinginkan. Learning mengandung lima pengertian :
-       “Learning how to learn collectively about generative learning”
Belajar bagaimana belajar bersama untuk menghasilkan pembelajaran yang generatif berdasarkan pengalaman.

-       Belajar dalam arti “to learn”
Belajar untuk memperoleh ilmu pengetahuan (knowledge) baru berdasarkan pengalaman.
-       Belajar dalam arti “to re-learn”
Mempelajari ilmu/kearifan lama yang masih relevan tetapi sudah terlanjur terlupakan atau usang dan tidak digunakan lagi.
-       Belajar dalam arti “to unlearn”
Mempelajari bagaimana “menanggalkan/meninggalkan sama sekali hasil pelajaran terdahulu” yang ternyata sudah usang dan tidak cocok lagi dengan tuntutan zaman.
-       Belajar dalam arti mempelajari sampai mengerti atau belajar dalam pengertian “berfikir secara sistem agar kita dapat menelusuri masalah pelik”.
Pembelajaran tim memiliki tiga dimensi yaitu :
1.    Keharusan untuk berfikir jernih dan mendalam menghadapi masalah (issue) yang pelik.
2.    Kebutuhan untuk bertindak inovatif dan terkoordinasi.
3.    Kesediaan anggota tim untuk berperan dalam tim-tim sehingga saling melengkapi dan saling menunjang.
Selain itu, “Team Learning” merupakan proses kemitraan (alignment) dan pengembangan kapasitas untuk mewujudkan hasil yang didambakan. Melalui kemitraan maka akan tumbuh rasa kebersamaan yang kuat dimana masing-masing individu akan proaktif menyalurkan energinya, sehingga terwujud kesamaan tujuan, visi dan pemahaman diantara individu. Oleh karena itu, kemitraan (alignment adalah kondisi yang dibutuhkan sebelum pemberdayaan individu yang akan memberdayakan tim secara keseluruhan.
Pembelajaran tim diperlukan dalam rangka mewujudkan organisasi pembelajaran. Pembelajaran tim pada dasarnya merupakan proses peningkatan kapasitas tim sehingga terciptanya hasil-hasil yang merupakan perwujudan keinginan dan kerjasama tim. Pembelajaran tim sangat berkaitan dengan keterampilan dan keahlian individu secara kolektif yang menghasilkan pemikiran lebih berkualitas.

KARYA TULIS : Hj. Dumasari Harahap, SH, MSi

PERGESERAN POLA PIKIR DAN BERPIKIR SISTEMIK

Oleh : Hj. Dumasari Harahap, SH, MSi

Widyaiswara Badan Diklat Provinsi Sumatera Utara


        Pada hakekatnya manusia mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah. Biasanya mereka yang mampu memecahkan masalah dengan cepat, akan merupakan orang yang paling selamat. Kita dengan segera akan menentukan sebab terjadinya sebuah kejadian yang kita anggap sebagai persoalan. Umumnya kita akan memutuskan bahwa masalah tersebut ditimbulkan oleh kejadian lain. Sebagai contoh, apabila pada suatu kejadian menyatakan orang kelaparan (kejadian yang menjadi masalah), kita akan dapat segera menyimpulkan kalau masalah tersebut terjadi sebab persediaan makanan yang tidak mencukupi (kejadian lain yang menyebabkan masalah).
        Pendekatan yang demikian dapat dilakukan dengan berhasil untuk memecahkan masalah yang sederhana, akan tetapi, akan ternyata bahwa kalau kita menghadapi masalah yang kompleks, seperti kalau kita berbicara mengenai masalah manajemen yang umumnya kompleks, yang biasanya mempunyai fungsi silang-cross functional- dan bersifat strategis, hasilnya tidak akan memadai. Contohnya, mengapa pemerintah belum mampu keluar dari krisis ekonomi dan dapat menyelenggarakan “good governance” dalam pemerintahan? Mungkin sebagian besar disebabkan oleh bagaimana model-model mental aparat yang telah terbentuk selama 32 tahun selama pemerintahan orde baru, yang sukar untuk diubah, sukar untuk melihat dunia dengan pola pikir baru, sehingga kinerja mereka berada di bawah yang diharapkan.
        Apa yang dimaksud dengan Berpikir Sistemik? Berpikir Sistemik adalah cara berpikir dan memahami bahwa kita sendiri adalah system, kita terbetuk dari sistem dan kita hidup dalam sistem dunia. Berpikir Sistemik adalah : Lebih memberikan perhatian pada relasi/hubungan daripada individu-individu bagian secara terpisah. Apa yang dilakukan sebuah sistem dan betapa pentingnya hal tersebut, tergantung pada bagaimana bagian-bagian itu saling mengisi dengan tepat satu sama lain. Kepemilikan sistem adalah kepemilikan totalitas. Tidak ada bagian yang memilikinya secara sendiri-sendiri. Bila anda memecah sistem, sistem akan kehilangan kepemilikannya. Kalau anda memecah komputer dan meletakkan bagian-bagiannya di atas meja, komputer tersebut tidak akan bekerja, sebab bekerjanya komputer tersebut tergantung pada pecahan-pecahan yang dikemas dan dihubungkan satu dengan lainnya dengan cara tertentu untuk membentuk sistem.
        Berpikir Sistemik berhubungan dengan melihat keterkaitan dan seluruh interelasi, gambaran keseluruhan termasuk bagian-bagiannya –seeing the forest and the tree- Air sangat berbeda dengan oksigen dan hidrogen. Berpikir Sistemik tidak lain adalah pola pikir untuk memahami bagaimana sesuatu sistem bekerja. Merupakan perspektif yang melampaui kejadian dengan melihat pada pola perilaku. Berpikir Sistemik adalah salah satu pilar (disiplin) pembelajaran, konsep dasar organisasi pembelajaran yang disebut sebagai disiplin kelima. Berpikir Sistemik adalah disiplin yang mengintegrasikan disiplin-disiplin lainnya, menyatukan mereka menjadi teori dan praktek yang masuk akal/logis yang satu sama lainnya. Koheren (Senge, 1990)
        Model Berpikir Sistemik memberikan kita piranti untuk dapat mengerti dengan lebih baik persoalan manajemen yang sulit dan kompleks. Metode ini telah digunakan sejak 40 tahun yang lalu (Forrester 1961), dan dengan berjalannya waktu, penyempurnaan telah dilakukan sehingga sekarang telah menjadi lebih matang dan dapat digunakan dengan hasil yang cukup memuaskan. Satu hal yang perlu kita fahami adalah bahwa untuk memahami metode ini diperlukan pergeseran pola berpikir kita mengenai kinerja sebuah organisasi. Khususnya, mensyaratkan agar kita menjauhkan diri dari hanya melihat kejadian dan sebab-sebab kejadian secara terisolasi (umumnya sebab-sebab kejadian diasumsikan sebagai kejadian yang lain) Misalnya, kita harus mulai melihat organisasi sebagai sebuah system : (1) yang terbentuk dari bagian-bagian; (2) yang membentuk suatu rangkaian dan (3) saling berinteraksi.

KARYA TULIS : Hj. Dumasari Harahap, SH, MSi

PENTINGNYA MENGENALI GAYA BELAJAR ANDA

Oleh : Hj. Dumasari Harahap, SH, MSi

Widyaiswara Badan Diklat Provinsi Sumatera Utara

          Kemampuan belajar adalah keterampilan yang sangat penting bagi anda. Dalam hidup ini sering kita menghadapi pengalaman atau belajar yang baru, dalam karir atau dalam pekerjaan kita. Untuk menjadi pembelajar yang efektif anda harus berubah dari keterlibatan (PN) dan menyimak (PC), ke menciptakan ide-ide (KA) ke pembuatan keputusan (EA). Sebagai orang dewasa mungkin anda menjadi lebih baik pada beberapa keterampilan belajar ini daripada orang lain. Anda cenderung percaya pada keterampilan dan langkah dalam proses belajar lebih daripada orang lain. Akhirnya anda berhasil dalam mengembangkan suatu gaya belajar.
          Mengenali gaya belajar sendiri, akan membantu anda untuk sadar akan kekuatan anda dalam beberapa tingkat siklus belajar. Salah satu cara untuk dapat meningkatkan efektivitas belajar anda adalah dengan menggunakan kekuatan-kekuatan ini.
          Cara lain untuk mengenali gaya belajar anda adalah melihat berapa dekat hubungan dengan :
·      Pemilihan karir
·      Pemecahan masalah
·      Pengelolaan orang lain
·      Bekerja sebagai bagian dari tim
Ada 4 (empat) tipe gaya belajar, yaitu :
1.  CONVERGER
Orang dengan gaya belajar ini paling tepat dalam menemukan penggunaan-penggunaan praktis atas ide-ide dan teori-teori. Jika gaya belajar ini yang lebih anda sukai, anda mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah dan membuat keputusan berdasarkan pada temuan pemecahan-pemecahan untuk pertanyaan-pertanyaan atas permasalahan-permasalahan. Anda akan lebih suka berhadapan dengan tugas-tugas dan masalah-masalah teknis daripada dengan masalah-masalah sosial dan antar perseorangan. Gaya belajar ini penting untuk efektivitas dalam karir teknologi dan spesialis.
2.  DIVERGER
Orang dengan gaya belajar ini, sangat tepat dalam melihat situasi konkrit dari berbagai sudut pandang. Pendekatan mereka lebih pada mengamati daripada mengambil langkah tindakan. Jika ini adalah gaya belajar anda, mungkin anda akan menyukai situasi yang membutuhkan tumbuhnya berbagai ide, seperti dalam sesi curah pendapat. Anda mungkin mempunyai ketertarikan yang luas pada budaya dan suka mengumpulkan informasi. Kemampuan imajinasi dan sensitivitas terhadap perasaan ini, dibutuhkan untuk efektivitas dalam karir seni, hiburan dan jasa pelayanan.
3.  ASSIMILATOR
Orang dengan gaya belajar ini, paling tepat dalam memahami sejumlah besar informasi dan mengartikannya kedalam bentuk yang konkrit dan logik. Bila gaya belajar ini merupakan gaya belajar anda, mungkin anda kurang berfokus kepada manusia dan lebih tertarik pada konsep dan ide-ide abstrak. Umumnya orang-rang dengan gaya belajar ini, menemukan hal yang lebih penting bahwa teori mempunyai kekuatan yang logis daripada nilai-nilai yang praktis. Gaya belajar ini penting untuk efektivitas dalam karir informasi dan ilmu pengetahuan.
4.  ACCOMODATOR
Orang dengan gaya belajar ini, mempunyai kemampuan untuk belajar dari pengalamannya. Jika ini merupakan gaya belajar anda, mungkin anda menyukai pelaksanaan suatu rencana dan melibatkan diri dalam pengalaman yang baru dan menantang. Kecenderungan anda untuk bertindak kemungkinan lebih banyak berdasarkan perasaan “yang mendalam” daripada hasil analisis logika. Dalam memecahkan masalah, anda mungkin lebih mengandalkan informasi yang didapatkan dari orang lain daripada analisis teknis anda sendiri. Gaya belajar ini penting untuk efektivitas dalam karir sebagai pemasaran atau penjualan (marketing atau sales).
          Anda dapat memperbaiki kemampuan belajar dan menyelesaikan masalah dalam tiga cara :
·      Mengembangkan hubungan belajar dan bekerja dengan orang yang mempunyai kekuatan dan kelemahan belajar berlawanan dengan yang anda punyai. Ini adalah cara yang termudah, kenali kekuatan gaya belajar anda sendiri dan kembangkan. Pada saat yang sama nilai perbedaan gaya belajar orang lain. Jangan anggap kalau anda harus memecahkan masalah seorang diri. Kekuatan belajar meningkat dengan bekerja dengan orang lain. Walaupun mungkin anda akan terpengaruh oleh orang yang mempunyai gaya belajar yang sama dengan yang anda punya. Anda akan belajar dengan baik dari mereka yang mempunyai gaya belajar berbeda dengan yang anda miliki. Bagaimana? Bila anda mempunyai gaya belajar teoritis (abstrak), seperti converger, anda dapat belajar lebih baik dalam mengkomunikasikan ide-ide berhubungan dengan orang yang lebih nyata (konkrit) dan berorientasi pada manusia seperti diverger. Orang yang bergaya lebih cermat/reflektif (assimilator) akan memperoleh manfaat dari mengamati resiko yang diambil dan eksperimentasi aktif dari orang yang lebih aktif – seperti accomodator.
·      Memperbaiki kecocokan antara kekuatan gaya belajar dan pengalaman cara belajar dan pemecahan masalah yang anda telah pernah kerjakan. Ini adalah cara yang lebih sukar untuk dicapai, yaitu kinerja belajar dan kepuasan hidup yang lebih baik. Bagaimana? Ada beberapa cara untuk melaksanakan ini. Untuk sebagian orang hal ini berarti ganti karir atau pekerjaan atau pindah kebidang baru dimana mereka merasa lebih nyaman dengan nilai-nilai dan keterampilan yang disyaratkan. Kebanyakan orang, akan memperbaiki kecocokan antara gaya belajar mereka dan pekerjaan dengan mengatur kembali prioritas dan kegiatan mereka. Mereka dapat memusatkan diri pada pekerjaan dan kegiatan yang terletak pada daerah kekuatan gaya belajarnya dan tergantung pada orang lain untuk gaya belajar mereka yang lemah.
·      Berlatih dan kembangkan keterampilan belajar untuk bidang yang merupakan kelemahan anda. Ini adalah hal yang paling menantang, tetapi bisa menjadi yang paling berharga. Bersikap fleksibel, anda akan dapat mencakup persoalan yang beraneka ragam. Anda akan lebih dapat menyesuaikan diri pada perubahan. Karena ini merupakan hal yang tersukar, maka memerlukan waktu dan toleransi yang tinggi terhadap kesalahan dan kegagalan anda sendiri. Bagaimana? Kembangkan perencanaan jangka panjang. Harapan perbaikan dalam kurun waktu bulan sampai tahun, tidak dalam waktu yang singkat.
          Cari situasi yang aman untuk latihan. Cari situasi untuk melakukan percobaan, tapi jangan sampai kegagalan menjadi penghukum anda. Hargai dirimu sendiri, ini suatu pekerjaan yang berat.